Tragedi
semburan lumpur porong sangatlah tragis, banyak mereka yang kehilangan
tempat tinggal dan perekonomian. Rumah Sakit, Pabrik, Pasar, Sawah dan
Pemukiman luluh lantah tertimbun luapan lumpur porong sidoarjo.
Sebagaimana diketahui, asal mula munculnya lumpur panas di Sidoarjo
terkait erat dengan pola pengusahaan pertambangan gas oleh sebuah
kekuatan korporasi yang kemudian diketahui bernama Lapindo Brantas Inc.
Mud Volcano (lumpur panas lapindo) Merupakan hasil sedimentasi yang
naik ke atas (permukaan bumi) dari kedalaman 3000 – 4000 meter di bawah
tanah. Di seluruh dunia kurang lebih telah terjadi sebanyak 700 kasus
dengan 300 kasus terjadi di Azerbaijan, merupakan tanda2 adanya
kandungan minyak bumi yang tinggi. Kasus terbesar (Azerbaijan) mencapai
luasan dengan diameter 10km dan membentuk gunung baru. Kasus luapan
lumpur panas Porong menjadi luar biasa karena terjadi di daerah
pemukiman dan industri. Luapan lumpur akan berhenti dengan sendirinya
saat tekanan udara yang ada di perut bumi dengan yang ada di permukaan
bumi sama, dan tidak bisa dihentikan secara teknis.
Dampak lingkungan akibat luapan lumpur panas lapindo adalah
terjadinya Perubahan wilayah dari wilayah persawahan dan pemukiman akan
menjadi danau lumpur. Penurunan tanah sedalam 1 meter dan terus menurun
dengan percepatan 1,5cm perhari. Luapan lumpur yang mengeluarkan
material (lumpur dan air) yang dikeluarkan sebesar 126.000m3 perhari,
dan tinggi semburan mencapai 15m dari atas permukaan tanah.
Sejak letusan pertama tidak ada tanda bahaya yang memperingatkan
masyarakat sekitar sumur. Sosialisasi dilakukan Lapindo yang menyesatkan
karena menyampaikan tidak akan ada bahaya dari luapan lumpur yang
terjadi. 27 perusahaan tutup, 40 UKM tutup, 1.700 buruh menganggur,
241ha sawah produktif hancur, 1.810 rumah penduduk tenggelam dengan
kerugian material diperkirakan sebesar Rp3trilyun, dan masih akan
bertambah. Semoga saja masalah lumpur lapindo segera teratasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar