Dengan datangnya bulan Rabiul Awal 1433 H, acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ramai dilaksanakan oleh umat Islam di berbagai daerah. Mudah-mudahan peringatan tersebut, tidak hanya bersifat seremonial saja. Tetapi hendaknya kita dapat mengambil hikmat dan pelajaran, agar dapat meneladani dan mencontoh perilaku baginda Rasullullah SAW dalam semua aspek kehidupan. Sejarah telah mencatat, Nabi Muhammad SAW adalah seorang tokoh/ pemimpin yang paling sukses dalam merubah dan membangun umat manusia, khususnya bangsa Arab, sehingga menjadi bangsa yang maju dan beradab dalam waktu yang singkat, bahkan mampu mengalahkan dua negara super power saat itu, yakni bangsa Romawi dan Persia, sehingga Michael Hard dalam bukunya The One Hundred ranking of the most influencer person in history meletakkan Nabi pada urutan pertama. Kaum Muslim yang dimuliakan Allah ! Yang jadi pertanyaan kita sekarang adalah : apa kunci keberhasilan baginda Rasullullah SAW tersebut, Sehingga mampu merubah bangsa Arab yang Amoral dan biadab menjadi bangsa yang bermoral, beradab dan bermartabat. Tampaknya, kalau kita mau memperhatikan dengan seksama, kunci keberhasilan beliau itu terletak pada 5 prinsip perjuangan yang dipesankan oleh Allah SWT melalui wahyuNya yang kedua, yakni QS. Al-Mudattasir Ayat 1-7.
Dalam wahyu yang kedua itu Allah berfirman : يا أيٙا ا دٌّثس. ل فأ رٔز. ٚزبه فىبس. ٚثيابه فطٙس. ٚا سٌشج فا ج٘س.
ٚلاح حسخىثس. ٚ سٌبه فاصبس
Artinya : “Wahai orang yang berselimut. Bangunlah dan berikan peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan dosa-dosa tinggalkanlah. Dan janganlah engkau memberikan seraya mengharapkan gantinya yang lebih banyak. Dan untuk Tuhanmu bersabarlah.” Kaum Muslimin yang dirahmati Allah ! Ketika Allah SWT memerintahkan baginda Rasullullah SAW untuk bangun dan memberikan peringatan agar umatnya berubah menjadi baik, seraya berfirman : أ فٔرز لُ, maka Allah SWT berpesan kepada beliau untuk berpegang teguh pada 5 prinsip berikut ini :
1. فىبس به ز ٚ = dan hanya Tuhanmu engkau agungkan.
Prinsip pertama adalah prinsip hanya mengagungkan Allah semesta, sehingga tujuan perjuangan beliau tidak lain kecuali hanya mencari keridhaan Allah SWT. Perjuangan beliau bukan untuk mencari harta, tahta/jabatan ataupun wanita.
Baginda Rasullullah SAW pernah dirayu oleh orang Quraisy dengan harta, tahta dan wanita, agar beliau berhenti berdakwah. Tapi beliau tolak seraya bersabda : ٚ الله ٬ ٌٛ ٚضعٛا ا شٌ سّ فٝ ي يّ ٕٝ ٚا مٌ سّ فٝ يسازٜ ع ٍٝ أ أحسن ر٘ا الأ سِ اِ فع خٍٗ ٬ حخٝ أ اظٙس ع يٍ أٚ أ هٍ٘ بٗ ٠ Jadi, orang yang mempunyai prinsip hanya mencari ridha Allah SWT, perjuangannya akan istiqamah, tidak tergoyahkan oleh rayuan ataupun ancaman.
2. ٚ ي دابه فطٙس = Dan pakaianmu bersihkanlah.
Para Ulama Tafsir menafsirkan kata ثياب = akhlaq atau moral, sehingga makna kalimat ٚثيابه فطٙس adalah " dan akhlaqmu perbaikilah" . Sebagai seorang pemimpin yang ingin melakukan perbaikan bagi bangsanya, harus dapat menjadi contoh dan panutan bagi umatnya, karena ia merupakan publik figur yang selalu ditiru dan dicontoh oleh orang yang dipimpinnya. Siti Aisyah r.a mengatakan bahwa akhlaq Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an, seperti sifat Sidiq, Amanah, tabligh, Fathonah, Tawadlu, ramah tamah, dan lembut adil dan sifat-sifat lainnya yang banyak disebutkan dalam Al-Qur’an. Selain itu perbaikan akhlaq dan moral itu mutlak diperlukan dalam upaya memperbaiki nasib suatu bangsa, karena eksistensi suatu bangsa tergantung pada akhlaq dan moral rakyatnya.
إ أّ الأ الأخلاق اِ بميج ٬ ٚإ ذ ب٘ج أخلالٙ ذ ب٘ٛا ٠ Artinya : “Sesungguhnya keberadaan suatu bangsa tergantung pada akhlaq, apabila akhlaq mereka telah hancur, maka hancurlah bangsa itu”.
3. فا ج٘س ٚا سٌشج = Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.
Prinsip ketiga adalah prinsip meninggalkan segala macam kemaksiatan. Dalam kacamata agama, mustahil kita dapat memperbaiki nasib suatu bangsa yang penuh dan bangga dengan kemaksiatan, karena Allah SWT murka terhadap mereka, sehingga keberkahan rejeki dan ketentraman batin jauh dari bangsa itu.
4. حسخىثس ٚلاحّٕٓ = Dan jangan memberi sesuatu dengan mengharapkan ganti yang lebih banyak.
Prinsip keempat ini adalah prinsip keikhlasan dalam berkorban, tidak menharapkan imbalan apa-apa kecuali hanya ridha Allah SWT. Jangan memberikan sesuatu dengan tujuan ingin mendapatkan pamrih atau ganti yang lebih besar. Karena pengorbanan yang bertujuan ingin mendapatkan pamrih atau ganti yang lebih besar, sering mendorong kita untuk melakukan penyimpangan, pengorbanan yang diberikan dianggap sebagai modal untuk memperoleh keuntungan yang besar setelah itu.
Oleh karena itu, baginda Rasullullah SAW beserta para sahabat tidak pernah pamrih dalam memberikan harta benda dan jiwa
raganya, mereka berjuang hanya semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT, sehingga Rasullullah SAW sampai akhir hayat beliau tetap hidup dalam kesederhanaan. Saidina Abu Bakar minta dihitungkan apakah hartanya pada akhir masa jabatan lebih banyak dari hartanya sebelum menjadi untuk dikembalikan ke kas negara.
5. فاصبس به ٚ سٌ = Dan demi Tuhanmu bersabarlah.
Sabar berarti tahan uji, tahan menderita, tabah, ulet, tekun, tidak mudah putus asa, berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan masalah. Sabar juga berarti melakukan sesuatu secara terencana dan terprogram, tidak tergesak-gesak atau gerusuh-gerusuh. Sifat sabar semacam ini sangat diperlukan dalam setiap perbuatan agar bisa mencapai keberhasilan. Orang bijak mengatakan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar